Minggu, 26 April 2009

" Hidup di Belanda : Keberagaman Masyarakat Belanda "


Apabila kita mengibaratkan Belanda dengan Indonesia yang multikultural, Belanda adalah Indonesia yang berada di Eropa barat. Mengapa? Karena semakin bertambahnya era, Belanda semakin multikultural. Penduduk Belanda kurang lebih hanya 16.000.000 jiwa dengan luas negara sebanding dengan luas Yogyakarta+Jakarta. Namun sejak PD II, dimana negeri Belanda di bombardir oleh Jerman-semua infrastuktur hancur-memaksa mereka harus mengimpor tenaga-tenaga kasar dari luar Belanda. Ada suatu wacana yang mengatakan bahwa Belanda mengimpor tenaga-tenaga kasar tersebut karena rakyatnya sendiri tidak mau bekerja sebagai buruh.

Pada tahun 1945, sebagian besar wilayah Belanda hancur lebur. Rakyat menginginkan Belanda dibangun kembali dengan cepat. Untuk itu dibutuhkan banyak tenaga manusia dan mesin. Sebelumnya pada akhir tahun 40-an sangat sedikit orang-orang bekerja untuk itu. Oleh karena itu pemerintah Belanda mengundang orang Itali untuk datang ke Belanda. Mereka disebut gastarbeiders atau buruh asing. Dalam kondisi yang sedemikian hancurnya, orang-orang di luar Belanda masih tetap melakukan permintaan produk-produk Belanda. Kemudian pada tahun 50 dan 60-an pemerintah Belanda mengundang orang Itali dan spanyol untuk bekerja di industri tekstil. Tetapi perusahaan-perusahaan masih membutuhkan lebih banyak lagi pekerja. Oleh karena itu Pemerintah Belanda kembali mengundang orang-orang dari Turki dan Maroko untuk bekerja.

Di luar Belanda, orang-orang mendengar bahwa Belanda sedang mencari tenaga buruh. Banyak orang-orang baik dari negara kolonial Belanda seperti Antilen, Aruba de el el datang ke Belanda untuk mencari pekerjaan. Ketika itu mencari pekerjaan di Belanda sangatlah mudah. Tahun 1966 dan 1967 di seluruh dunia sedang terjadi krisis moneter. Permintaan atas produk-produk Belanda semakin berkurang. Oleh karena itu, lapangan pekerjaan semakin sedikit dan banyak orang yang dipecat dari pekerjaannya. Pemerintah Belanda mencoba mengatasi masalah tersebut dengan tidak lagi menerima buruh imigran dari Laut Tengah. Pada saat itu sangat sulit untuk buruh untuk mendapatkan izin tinggal. Perusahaan-perusahaan tidak bisa begitu saja menerima pekerja. Apabila kita melihat kembali ke belakang banyak sekali orang-orang dari berbagai negara, suku, agama, budaya dan tradisi yang berbeda-beda datang ke Belanda. Ketika itu alasan mereka adalah untuk mencari pekerjaan. Namun kini banyak sekali imigran-imigran yang datang ke Belanda dengan alasan yang beragam. Yang pertama adalah alasan politik. Beberapa orang merasa tidak aman di negara mereka sendiri. Mungkin karena adanya perang atau yang memiliki masalah dengan kepercayaan. Oleh karena itu mereka pergi dari negara mereka ke negara lain datang mencari perlindungan atau suaka termasuk ke Belanda. Namun para pengungsi tersebut datang atas undangan pemerintah Belanda yang terikat suatu perjanjian internasional untuk menerima semua imigran. Tetapi ada juga imigran yang datang tidak atas undangan pemerintah Belanda. Mereka ini disebut asielzoeker/pencari suaka. Alasan lain orang-orang berimigrasi ke Belada adalah karena alasan ekonomi, dimana mereka ingin mengubah nasib mereka di Belanda. Kemudian ada juga karena alasan keluarga mereka sudah tinggal di Belanda terlebih dahulu. Sekarang alasan mereka semakin beragam. Ada yang karena meneruskan pendidikan mereka di Belanda dan menikah dengan orang Belanda. Dengan ini dapat terlihat bagaimana kebudayaan asing bertemu dengan kebudayaan Belanda. Sering kali peristiwa ini mengalami pergesekan dan menimbulkan konflik. Oleh karena itu bagi yang ingin tinggal di Belanda harus mengetahui bagaimana karakter asli orang Belanda.

Jika kita bicara dengan orang Belanda tatap langsung matanya karena menurut mereka tidak sopan apabila bicara tidak melihat mata mereka dan mereka juga akan berpikir kalo kita tidak jujur. Namun hal ini sangat berbeda dengan budaya Indonesia. Menurut budaya kita malah tidak sopan apabila melihat mata orang saat berbicara, apalagi dengan orang yang lebih tua. Selain itu orang Belanda tidak banyak menggerakan tangan mereka saat berbicara. Mereka juga tidak pernah berdiri dekat kita saat bicara. Mereka lebih senang menjaga jarak. Orang Belanda juga sangat tidak suka apabila saat bicara, lawan bicaranya menyentuh mereka apalagi untuk orang yang baru dikenal. Selain itu mereka tidak suka bersuara keras saat berbicara dan berbicara dengan mereka harus satu per satu. Yang paling agak sedikit menyakitkan untuk kita saat berbicara dengan mereka adalah mereka berbicara sangat langsung. Maksudnya adalah mereka tidak pernah menutup-nutupi apa yang mereka pikirkan dan rasakan. Seorang murid di Belanda boleh berkata kepada dosennya apabila mereka melakukan kesalahan. Menurut orang Belanda itu tidak brutal malah mereka berpendapat itu sangat bagus. Lalu yang aneh dari orang Belanda adalah mereka selalu bilang mengapa?mengapa begitu? (BT___). Kemudian kalo kita menjawab pertanyaan mereka harus jelas iya to tidak. Hal ini juga mereka lakukan saat membuat janji, jadi atau tidak dan jika tidak kita harus memberi tahu alasannya. Orang Belanda juga agak aneh tentang perasaan mereka. Kadang mereka sering triak-triak ga jelas kadang nangis apabila ada yang meninggal kemudian biasa kembali.

Dalam hidup ditengah-tengah masyarakat banyak memang kita harus pintar-pintar beradaptasi dan belajar bagaimana menyatu dengan mereka. Nah....di Belanda banyak tempat untuk kita saling mengenal contohnya di sekolah. Selain itu juga sportclub bisa menjadi ajang bagi kita untuk saling mengenal karena orang-orang Belanda tergolong suka olah raga. Anak-anak muda di Belanda kalo weekend biasanya pergi ke sportclub, diskotik, atau snackbar. Di sana mereka akan bertemu. Di dalam kehidupan bermasyarakat di Belanda, laki-laki dan perempuan diperlakukan sama. Mereka memiliki kewajiban dan hak yang sama. Satu lagi, karena Belanda adalah negara yang liberal, mereka satu sama lain juga bebas asal suka sama suka. Mereka bebas berciuman di jalan atau pegangan tangan. Tetap walaupun bebas, mereka sangat menjunjung tinggi privacy seseorang. Namun hal ini sedikit diartikan lain oleh kebanyakan orang. Mereka menganggap justru orang Belanda sangat dingin dan tidak mau tau dengan keadaan sekitarnya.

Provinsi yang terpadat dan yang paling banyak dihuni oleh orang asing adalah Randstad yang terdiri dari Amsterdam, Rotterdam, Den hag dan Utrecht. Di sini juga banyak sekali tinggal imigran-imigran karena bisa dibilang pusat perekonomian Belanda ada di kota tersebut. Walaupun kini Belanda sangat multikultural, bukan berarti tidak pernah ada diskriminasi. Sekitar tahun 70-an ada yang namanya verzuiling/pengkotak-kotakan. Namun hal ini tidak terjadi seperti Apertheid. Pengkotakan disini terlihat pada surat kabar, siaran televisi, perkumpulan. Jadi ada surat kabar yang bercorak katolik, protestan de el el. Di Belanda juga banyak berdiri restauran-restauran asing seperti, restoran Turki, Jepang dan bahkan ada restauranIndonesia loh...jadi apabila kita kangen dengan makanan Indonesia kita juga bisa menemukannya disana dan jangan harap bila sudah tengah malam ada tukang nasi goreng atau somay yang lewat karena yang ada hanya restauran.
BlogItemURL>
">Link